Nuni

Monday, February 18, 2013


Gadis kecil berusia 6 tahun itu sedang serius memunguti satu persatu sampah yang berserakan di salah satu sudut kota Bandung bersama kakak sulungnya, namanya Nuni.  Hidup dalam serba kekurangan bersama ibu dan kedua kakak perempuannya menjadikan Nuni perempuan kecil yang tegar. Sejak masih bayi, ia sudah harus ikut merasakan beratnya menjadi seorang piatu dengan kondisi ibu yang lumpuh. Namun, keadaan ini tak membuatnya putus asa dan banyak mengeluh. Dalam menjalani kehidupannya yang pelik, Nuni selalu menyempatkan membaca buku. Buku apapun. Buku-buku itu ia peroleh ketika memunguti sampah kota. Meskipun halaman bukunya sudah hilang sebagian, Nuni tetap membacanya. Bagaimana bisa seorang anak kecil miskin bisa membaca?. Ratna, kakak tertua Nuni yang mengajarinya membaca sejak Nuni berumur 5 tahun.

***

Ratna yang bersekolah berkat bantuan tangan pemerintah itu, selalu mengajarkan adik bungsunya membaca. Meskipun Nuni belum bisa membaca secara fasih dan lancar. Ratna pula lah yang mengajarkan kedua adiknya untuk tidak pernah mengandalkan orang lain dalam hidup mereka. Ratna selalu menanamkan sifat pekerja keras dalam diri Nuni. Meski demikian, Nuni masih saja terlalu kerdil untuk ikut menanggung beratnya beban hidup keluarga mereka. Sejak kecil, Nuni selalu dihina dan dicemo'oh oleh orang lain. Keluarga ayah Nuni seolah menutup mata melihat keluarga Nuni menderita. Mereka tidak pernah sedikitpun mempedulikan keadaan keluarga Nuni. Hingga usianya menginjak 6 tahun, belum pernah secuilpun Nuni merasakan adanya uluran kasih dari keluarga ayahnya itu. Tragis. Seandainya ayah Nuni masih hidup, mungkin Nuni dan keluarganya tidak akan semenderita ini.

***

Pernah, dulu ketika Nuni masih kecil, tante Nuni datang berkunjung dan mengirimkan sepucuk surat wasiat peninggalan almarhum ayah Nuni. isi surat tersebut berisikan permohonan ayah Nuni kepada Asti untuk menampung dan merawat isteri dan ketiga anaknya. Namun, surat itu tak pernah Asti gubris dan bahkan sekarang malah ia kembalikan kepada keluarga Nuni. Asti merasa tak sudi untuk menampung istri dan ketiga anak kakaknya karena Asti tidak pernah menyetujui pernikahan kakaknya itu. Sebelum kakek dan nenek Nuni meninggal, Nuni dan keluarganya tinggal satu rumah dengan mereka. Ibu Nuni lah yang menjadi menantu sekaligus anak perempuan di keluarganya yang peduli dan sangat menyayangi kakek dan nenek Nuni. Tetapi ketika mereka meninggal, Asti lantas mengusir kakak dan kakak iparnya itu termasuk Nuni dan kedua kakaknya. Hingga akhirnya kecelakaan merenggut nyawa ayah Nuni dan membuat ibunya lumpuh. Tinggalah mereka dalam kemiskinan dan penderitaan.

***

Setelah kejadian itu, Ratna memutuskan untuk tidak menghubungi atau mengharapkan apapun dari tantenya itu. Ratna berjuang bersama adik-adiknya untuk tetap membahagiakan ibu yang mereka kasihi itu. Dewi, kakak kedua Nuni inilah yang selalu menjaga ibu dan membuatkan makanan untuk mereka. Keempat wanita tangguh itu tak pernah sekalipun terlihat bersedih. Mereka selalu hidup dalam keharmonisan meskipun tanpa seorang ayah. Mereka selalu bahagia meskipun tak bergelimang harta. Karena dari diri ketiganya terwujud sebuah cita-cita nyata. Cita-cita untuk terus membahagiakan ibunya dan tetap bersama-sama dalam menghadapi kejamnya dunia.

***
 

©Copyright 2011 Pabrik Huruf | TNB